Sabtu, 14 November 2009

Guru Sukwan Belum Rasakan Manfaat PGRI

Guru Sukwan Belum Rasakan Manfaat PGRI
16 MARCH 2009 33 VIEWS ONE COMMENT



Kepengurusan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kab. Cianjur yang baru akan ditentukan pada musyawarah cabang (muscab) yang akan diberlangsung di Hotel Setia Pacet Cianjur, Jumat (27/2) hingga hari Sabtu (28/2). Sejumlah guru menilai keberadaan PGRI di Cianjur selama ini masih belum banyak dirasakan manfaatnya terutama oleh para guru sukarelawan (sukwan) yang digaji honorer oleh tiap sekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan.

“Saya yang di daerah sangat merasakan sekali kurangnya perhatian pengurus PGRI Cianjur terhadap para guru sukwan. Tampaknya PGRI hanyalah organisasi bagi guru yang sudah berstatus pegawai negeri sipil,“ papar Yaya Kuswaya (32) guru sukwan yang bertugas di SDN Cikupa Desa Puncak Baru Kec. Cidaun Kab. Cianjur ketika dijumpai di kantor Dinas Pendidikan Kab. Cianjur, Kamis (26/2).

Yaya menilai kegiatan PGRI selama ini hanya bersifat seremonial seperti mengikuti upacara bendera, kegiatan seni, olahraga dan sejenisnya. “ Di tengah kondisi bangsa yang tengah didera berbagai masalah, semestinya PGRI menjadi sarana perjuangan guru dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya, terutama kami para guru sukwan. Misalnya dengan berupaya agar dipermudah mendapat tunjangan daerah atau pengusulan menjadi pegawai negeri sipil,“ ujar Yaya yang juga menjadi guru Sukwan di SMPN Cidaun.

Hal serupa diungkapkan Drs. Ubaidillah Sofyan (47) guru sukwan di SMKN 1 Kec. Cilaku Cianjur. Dia mengharapkan, agar PGRI kembali kepada konsep awalnya sebagai organisasi profesi para guru, yang menyuarakan amanah penderitaan para guru. “Iuran PGRI selalu dikutip tiap bulannya, semestinya bukan hanya digunakan untuk membangun gedung-gedung PGRI akan tetapi digunakan pula untuk kegiatan yang lebih urgen mengangkat harkat martabat guru agar sejajar dengan organisasi profesi lainnya. Selain itu PGRI adalah organisasai guru, tidak hanya guru sekolah dasar, akan tetapi guru SMP dan SMA juga,” katanya.

Sedangkan menurut Djadjang Sofwan Haris Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Cianjur, keberadaan PGRI masih diperlukan. “Harapan saya PGRI kembali kepada khitahnya, sebagai organisasi profesi dan wadah perjuangan. Dan menjadi mitra pemerintah dalam upaya mengembangkan sosok guru sebagai pekerja profesi. Lahirya ketentuan sertifikasi itu merupakan perjuangan PGRI secara nasional yang monumental dan harus diikuti oleh kebijakan lainnya. PGRI juga harus bisa mengakomodir seluruh anggotanya, tidak hanya terkesan hanya bagi guru
pegawai negeri sipil, akan tetapi bisa melibatkan pula guru sukwan,“ katanya. (G-28/A-147)***

Sumber : PikiranRakyat.com Kamis, 26 Februari 2009 (ilustrasi : indonesianic.files.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar